Kamis, 14 Agustus 2008

MAHASISWA YANG MEMBACA

Oleh : Rahmat Sutopo*
Dunia kemahasiswaan yang merupakan dunia paling indah bagi para pemuda-pemudi hendaknya untuk saat ini perlu merenungkan apa yang sebenarnya terjadi dalam dirinya. Karena kindahan-keindahan yang menghiasi dunia mahasiswa saat ini telah mengalami kemunduran dan kemerosotan yang sangat drastis. Mahasiswa telah mencoreng muka mereka sendiri dengan Lumpur kering. Stigma masyarakat telah miring pasca tindakan-tindakan brutal yang tidak mencerminkan tindakan seorang intelektual muda. Tawuran antar Fakultas yang terjadi di sulawesi merupakan bentuk penghilangan identitas sejati mahasiswa yang konon kabarnya adalah agent of change. Ironis memang, ketika mahasiswa diajak untuk aksi unjuk rasa memperjuangkan kepentingan rakyat tertindas mereka tak mau, namun untuk tawuran saling serang sesama mahasiswa mereka amat semangat. Kita harus mengingat kembali siapa yang bisa menumbangkan rezim-rezim otoriter, angkatan 66 s/d reformasi 98 adalah kita mahasiswa yang bisa melakukannya. Kalau calon-calon pemimpin bangsa seperti ini bagaimana nasib bangsa ini selanjutnya. Ketika Asing sudah berlahan masuk ke negeri ini dan sedikit demi sedikit menguasai aset-aset negeri ini apa yang bisa kita lakukan, lama-lama anak cucu kita bakalan ngontrak di negeri sendiri.
Semua mahasiswa harus kembali memahami peran mereka saat ini. Apakah yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa. Apakah tindakan kita sudah sesuai peran yang kita emban saat ini. Kita mendapatkan peran sebagai mahasiswa tidaklah lama paling 4 sampai 5 tahun saja. Kemudian apa yang menjadikan mahasiswa berat meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lamanya di SMA seperti main, ngegame, pacaran, dan melakukan kegiatan yang sama sekali tidak menjamin masa depan mereka apalagi masa depan bangsa dan negaranya. Padahal kalo hitung-hitungan secara matematis waktu kuliah dan waktu kosong selama satu semester adalah 40 : 60. Jadi menurutku kebangetan lah kalo sampai mahasiswa itu ga bisa jadi Aktivis. Apalagi waktu yang tersisa banyak itu malah digunakan untuk ikut ekstrakulikuler pacaran. Sungguh sangat kasihan getho loh…, sekarang bisa ketawa, senyum-senyum, tetapi bagaimana besok dan selanjutnya…??? Jawaban ada di tangan anda masing-masing.

Tidak ada komentar: