Senin, 22 September 2008

"SAVE OUR BEM FH"

Term Of Reference (TOR)

“Takkan ada progress tanpa perubahan pergerakan yang massif”

Perhelatan wacana yang mengangkat tema “Save Our BEM FH” di Mimbar Akademik ini, diawali dengan memanasnya percaturan politik yang ada di kampus tercinta kita ini dan sebagai wujud pendewasaan dalam berpolitik di kampus. Aktivis kampus yang bergerak di jalur politik dan aktivis imajiner atau apa pun itu adalah bagian dari kehidupan dunia kampus. Sebagai miniatur negara, kampus memang memiliki keragaman, baik dari aktivitas, pola pikir sampai dengan identitas. Dan kemudian dari perbedaan atau pluralitas itu kampus menjadi tempat lahirnya banyak pelaku perubahan yang kemudian berbaur di masyarakat.

Sebentar lagi Mahasiswa UNNES akan melakukan ritual besar (pemira). Ritual yang oleh rakyat sebuah negara demokrasi ditunggu-tunggu. Dalam ritual tersebut masyarakat melakukan proses observasi yang sebelumnya dilakukan kampanye oleh calon-calon yang ada. Proses pemilihan wakilnya yang diharapkan dapat menyalurkan aspirasi guna tercapai cita-cita yaitu kemashlahatan/kesejahteraan kampus. Sehingga tercipta suasana negara (kampus) yang stabil, demokratis, dan aspiratif serta mengayomi masyarakat dengan melayaninya dengan baik. Tetapi bagaimanakah sebenarnya situasi yang seharusnya terdapat dalam bangsa yang baik?

Kurangnya peran dari kawan-kawan yang menamakan dirinya sebagai aktivis dengan embel-embel fungsinya, untuk melakukan proses penyadaran terhadap mahasiswa lainnya. Bahkan yang lebih ngeri, sering muncul sikap egoistik di mana A adalah A dan B tidak sama dengan A. Maksudnya, latar belakang organisasi atau bendera organ menjadi jurang pemisah dari sebuah pergerakan yang kemudian memunculkan ketidak-sinergisan arah gerakan, dan ini diperparah dengan bentuk black campaign (kampanye hitam) yang di lakukan oleh beberapa kawan kita yang ingin memperebutkan jabatan structural di kampus.

"Itu wajar, karena cita-cita setiap organ pasti berbeda!" kata seorang aktivis membantah. Kalaupun ada perbedaan, lantas wacana perubahan seperti apa yang kemudian akan diusung? Dan kenapa proses perangkulan itu sekadar dilakukan untuk pengaderan ataupun rekrutmen anggota, dan penyusupan kepentingan/obsesi pribadi semata?

Kita pasti akan kurang sepaham dengan definisi yang diajukan oleh beberapa kawan kita tentang aktivis struktural kampus, di mana aktivis struktural kampus adalah orang-orang yang mau berpikir, berjuang dan bersedia menjadi pelaku perubahan yang mengarah kepada perbaikan nasib bangsa ini dengan segenap kemauan dan kemampuan. Dari definisi itu termemaknai bahwa ada hal yang memang dilupakan oleh aktivis struktural kampus hari ini, yakni kondisi teman-temannya yang lain (mahasiswa lain) yang katakanlah non-aktivis struktural kampus, artinya kemudian ada proses penyekatan dan pengotakan yang berakibat pada tidak terjadinya harmonisasi di kampus.

Semoga gelar struktural bukan dimaknai sebagai suatu status sosial yang perlu dibanggakan tapi menjadi sebuah posisi yang harus dipertanggungjawabkan! Terakhir, perjuangan adalah awal dari kenyataan... dan kenyataanlah yang akan mengantarkan perjuangan kita!

Demikian Term Of Reference ini kami susun, semoga dapat menjadi acuan pelaksanaan kegiatan bagi semua pihak yang akan terlibat.

***

Susunan Acara

16.00-16.15

Conditional

GEMA Hukum + Mahasiswa FH UNNES

16.15-16.30

Performance Art (Opening)

Lukman ‘n Friend’s Acoustic Band.

16.30-17.45

Discution “Save Our BEM FH”

GEMA Hukum + Mahasiswa FH UNNES

17.45-18.00

Performance Art (Closing)

Lukman ‘n Friend’s Acoustic Band.

18.00-Selesai

Acara Inti Buka Bareng

GEMA Hukum + Mahasiswa FH UNNES

Tidak ada komentar: