Senin, 22 September 2008

Keluar dari Jeratan Apatime

Rahmat Sutopo*

Kerjakanlah apa yang seharusnya Kalian Kerjakan (petikan pidato Soakarno pada peringatan Sumpah Pemuda 1956). Mahasiswa, kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Sebagai generasi muda yang di harapkan oleh pendahulu kita untuk bisa meneruskan pembangunan bangsa Indonesia menuju masyarakat sejahtera tanpa penindasan dan penjajahan. Salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan inilah tahapan yang kemudian kita lalui saat ini untuk menuju kepada cita-cita bangsa. Kuliah di kampus negeri adalah dambaan setiap orang. Tapi itu semua akan menjadi kebanggaan semu, kala kita manjadi mahasiswa kita tidak mengerti peran apa yang harus kita lakoni atau kita mainkan. Hidup ibarat memainkan skenario sinetron, ketika sutradara memberikan peran untuk menjadi mahasiswa, tentunya kita akan bermain sesuai peran itu. Sebagai bangsa yang besar tentunya kita tidak bisa begitu saja melupakan sejarah. Sejarah Gerakan Mahasiswa di Indonesia tidak banyak berbeda dengan sejarah Gerakan Mahasiswa pada umumnya dibelahan dunia manapun. Gerakan Mahasiswa yang didominasi oleh para pemuda yang memiliki watak orang muda yaitu menginginkan perubahan. Dan lahirnya Gerakan Mahasiswa itu tidak dengan perencanaan sebelumnya yang matang, melainkan banyak dikarenakan adanya momentum politik di Indonesia. Pembuktian sejarah gerakan mahasiswa Indonesia sesuai dengan konteks zamannya, haruslah memberikan kesimpulan apakah gerakan tersebut, dalam orientasi dan tindakan politiknya, benar-benar mengarah dan bersandar pada problem-problem dan kebutuhan struk­tural rakyat Indonesia. Orientasi dan tindakan politik merupakan cermin dari bagaimana mahasiswa Indonesia memahami masyarakatnya, menentukan pemihakan pada rakyatnya serta kecakapan merealisasi nilai-nilai tujuan atau ideologinya.

Nilai lebih organisasi dalam gerakan mahasiswa hanyalah bermakna bahwa di dalam organisasi, mahasiswa ditempa dan dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Pemahaman terhadap masyarakat dan persoalan-persoalannya.

2. Pemihakan pada rakyat.

Gerakan mahasiswa hari ini sedang menghadapi musuh paling menakutkan, bukan liberalisasi, bukan kapitalisasi pendidikan melainkan adalah sikap apatisme yang saat ini melekat pada sebagian besar mahasiswa. Perkembangan paham-paham liberalisme talah membius kesadaran mahasiswa yang seharusnya punya kepedulian terhadap kehidupan masyarakat dan bangsanya. Mahasiswa mulai meninggalkan peranannya dan memilih dunia baru yang lebih bebas tak bertanggung jawab. Gelar agent of change (agen perubahan) sudah luntur tergilas oleh perubahan dan paradigma liberal. Sehingga tugas kita bersama adalah mengembalikan ruh idealisme mahasiswa yang sudah di renggut oleh liberalisme, apatisme maupun hedonisme yang saat ini benar-benar mendarah daging. Mahasiswa hendaknya bisa belajar dari sejarah bangsanya, mahasiswa harus belajar memahami problem-problem masyarakat selain harus sibuk menuntut ilmu di bangku kuliah. Kemudian apakah yang bisa kita persembahkan kepada masyarakat bangsa dan Negara semasa kita menjadi mahasiswa. Hidup akan lebih berarti ketika keberadaan kita memberikan manfaat terhadap orang di sekeliling kita. Mari keluar dari jeratan apatisme, kembalikan kejayaan mahasiswa…!!!

Apa guna punya ilmu tinggi kalau hanya untuk mengibuli,

Apa guna banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu…

(Syair : Widji Tukul)

*Penulis adalah Mahasiswa

Tinggal Di Venezuela

Tidak ada komentar: